Popularitas aplikasi Clubhouse meningkat tajam setelah dipopulerkan oleh pendiri Tesla, Elon Musk, yang mengajak Presiden Rusia, Vladimir Putin, berdiskusi pada hari Minggu (14/2).

Aplikasi Clubhouse didirikan oleh dua orang mantan karyawan Google, Paul Davison dan Rohan Seth, dikembangkan oleh Alpha Exploration Co., dan telah diluncurkan pada Maret 2020. Alpha diketahui sudah mendapat investasi oleh raksasa modal ventura Andreessen Horowitz senilai US$12 juta atau sekitar Rp168 miliar.

Aplikasi ini bisa disebut cukup eksklusif sebab pengguna harus mendapat undangan dari pengguna lain agar bisa membuat akun.
Kegunaan

Berbeda dengan aplikasi media sosial lain, Clubhouse hanya menyediakan layanan interaksi suara seperti podcast interaktif. Pengguna tidak bisa mengirim atau melihat konten video, teks, dan gambar.
Ketika membuka aplikasi, pengguna akan melihat beberapa room beserta para pengguna yang berada di dalamnya. Pengguna bisa bergabung ke dalam room tersebut atau membuat room sendiri.

Sejauh ini, sebagian besar room di Clubhouse membahas tema-tema berbobot khas TED Talks, seperti teknologi, sains, buku, politik, ekonomi, film, pemasaran, dan lain-lain. Di dalam room tersebut, ada beberapa orang yang berbicara dan yang lain mendengarkan. Pengguna lain bisa ikut dalam percakapan jika diizinkan oleh moderator.
Beberapa room obrolan yang dibuka diisi oleh figur publik seperti selebriti, jurnalis, selebgram, dan lain-lain. Secara tidak langsung, terdapat kesan bahwa obrolan di dalam Clubhouse sangat eksklusif sehingga dapat memantik rasa penasaran pengguna awam.
Kontroversi

Di tengah popularitasnya yang kian meningkat, Clubhouse juga mendapat penolakan. Aplikasi ini diblokir di China karena dianggap sebagai media yang dapat digunakan untuk membahas topik-topik tabu, seperti protes di Hongkong atau penahanan massal Muslim Uighur di Xinjiang, yang bertentangan dengan sensor pemerintah China.
Di Amerika Serikat, Clubhouse juga mendapat kritik karena minimnya moderasi konten dan dapat menimbulkan praktik penyalahgunaan. Seorang jurnalis yang bergabung di Clubhouse sempat mengutarakan pengalamannya menjadi target rundungan dan pelecehan bernuansa rasis dan politis dari pengguna lain di Clubhouse.
Dikutip dari Wired, menurut salah satu pendiri Clubhouse yang tidak disebutkan namanya, Clubhouse merupakan produk yang masih sangat baru dengan pengguna yang terbatas. Karena itu, kebijakan dan aturan yang ketat bisa saja membatasi upaya inovasi mereka. Dengan begitu, sepertinya masih terlalu dini untuk menghakimi aplikasi ini.

Tentu, moderasi akan menjadi pekerjaan rumah besar bagi Clubhouse. Kebebasan berbicara memang patut diperjuangkan, namun tak jarang kebebasan tersebut digunakan sebagai dalih atas percakapan yang kurang sehat. Bukan tak mungkin dapat terjadi perdebatan yang toksik di Clubhouse, yang mampu mengganggu psikis penggunanya
Ke Mana Langkah Clubhouse Berikutnya?
Reputasi Clubhouse terbentuk dengan adanya room percakapan yang diisi oleh nama-nama besar seperti Mark Zuckerberg, Oprah Winfrey, dan Elon Musk. Meski baru diluncurkan tahun lalu, valuasi Clubhouse saat ini sudah berada di atas $1 miliar.
Sejauh ini, pengguna tidak perlu membayar biaya apa pun untuk bisa menggunakan Clubhouse. Namun, seperti yang terjadi pada layanan Facebook, Twitter, atau Instagram yang gratis, perusahaan aplikasi juga ingin meraup keuntungan dari pengguna. Bisa jadi, nantinya Clubhouse juga akan menerapkan layanan iklan berbayar, bukan?
Bagi pengguna awam, mungkin hal tersebut bisa jadi agak mengganggu. Namun, bagi brand, ini bisa jadi kesempatan baru untuk menjangkau audiens dengan demografi atau perilaku yang berbeda.

Secara keseluruhan, Clubhouse berpotensi menjadi platform media sosial dengan loyalitas komunitas yang lebih besar dibanding platform lain. Dengan room yang dibuat berdasarkan minat masing-masing pengguna, Clubhouse bisa digunakan untuk menciptakan dan mengelola komunitas. Percakapan yang dalam sangat mungkin terjadi. Ini bisa jadi peluang bagus bagi brand yang mampu membentuk komunitas untuk membangun hubungan yang lebih dekat dengan audiens.
Clubhouse baru tersedia untuk perangkat iOS dan versi Android-nya masih dalam pengembangan. Namun, melihat jumlah pengguna Android yang begitu besar, hampir pasti Clubhouse akan meluncur dalam versi Android agar dapat menjangkau market yang lebih luas. Jadi, apakah kamu tertarik mencoba Clubhouse?